kisah sang pemburu alpa #1

sambil termengah-mengah mengejar pelanduk yang tangkas berlari
ternampak kelibat si puteri bermain buaian di hutan yang sepi
tak takutkah dia pada harimau yang merayau ke sana sini ?
mungkin ada baiknya selesai ditangkap pelanduk ini
berpergianlah diri ini padanya untuk menasihati
kalau diteladani nasihatku ini
dapatlah menghilang gelisah di hati
kalaupun tidak tembus ke hati
kurang-kurang hilang semput diriku tadi

maka setelah selesai pemburuanku
berpergianlah aku berjumpa dengan sang puteri
untuk menyampaikan nasihatku
ku hayunkan kakiku selaju mungkin
langkah demi langkah
perasaan risauku menyesakkan nafas

tiba aku di rimbunan menghijau,
maka tersentaklah aku
dan terus berdeguplah jantung ini
seperti rebana di tengah pesta
tanpa henti tanpa irama
hanya pukulan kuat satu demi satu

di depan mataku ada sesuatu yang pada hematku amat ajaib sekali
dua pokok besar tumbuh gagah seiringan
dan terlilit antara dua dahannya
kayu rotan membentuk buainya
ku lihat ke pangkuan buaian tersebut
kelihatanlah sang puteri sedang asyik gayanya
asyik menghayun badannya ke depan ke belakang
tanpa sebarang resah di mukanya
terus aku menyusun langkah berjalan ke arah dia

salam ku hulur pembuka bicara
namun tak berjawab
air liurku ditelan berkali-kali
perasaan gementar muncul
namun ku gagahkan diri dan terus bertanya
" jikalau tidak keberatan, sudikah saudari berkongsi sebab saudari bermain buaian di tengah-tengah hutan yang sunyi ini ? tak takutkah saudari pada binatang-binatang melata di sini ? tanya ku tenang
bangkitlah sang puteri dari buaian sambil mengukir senyuman malu
lalu...

p/s: malas betul aku nak menulis benda ilmiah semenjak dua ini
jadi ambillah sebuah cerita nukilan sang penipulara kahkahkah